Sabtu, 15 Desember 2018

MANAJEMEN PERGUDANGAN


MANAJEMEN PERGUDANGAN
2.1.      Gudang
2.1.1    Pengertian Gudang
            Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap, yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang, yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan. Kurang seimbangnya antara proses permintaan dan penawaran mendorong munculnya persediaan (inventory), persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai gudang (Lambert, 2001).
            Definisi gudang menurut Lambert (2001) adalah sebagai dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, finished goods) pada dan antara titik sumber (point-of-origin) dan titik konsumsi (point-of-cumsumption), dan menyediakan informasi kepada manajemen mengenai status, kondisi, dan disposisi dari item-item yang disimpan (Lambert, 2001).
            Apple (1990) menjelaskan tentang masalah penyimpanan menembus keseluruh perusahaan, sejak penerimaan, melewati produksi samapi pengiriman. Aktivitas perancangan, persoalan penyimpnan menyeluruh dapat dipecah kedalam katgori-kategori berikut (Apple, 1990):
1.      Penerimaan (receiving), selama proses penerimaan dan sebelum penyaluran.
2.      Persediaan (inventory), penyimpnan bahan baku dan barang yang dibeli jadi sampai diperlukan produksi.
3.      Perlengkapan yaitu barang bukan produktif yang digunakan untuk mendukung fungsi produktif.
4.      Ditengah proses yaitu barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi selanjutnya.
5.      Komponen jadi yaitu yang sedang menunggu perakitan (dapat juga disimpan pada daerah ditengah proses atau daerah perakitan).
6.      Sisa yaitu bahan, bagian, produk dsb, yang akan diproses kembali menjadi bentuk yang berguna lagi.
7.      Buangan yaitu penumpukan, pemilihan, dan penyaluran barang yang tidak berguna lagi.
8.      Macam-macam yaitu peraltan, perlengkapan dsb, yang tidak berguna untuk digunakan kembali pada masa yang akan datang.
9.      Produk jadi yaitu barang yang siap di produksi atau disimpan pada jangka waktu yang cukup lama.

2.1.2    Kapasitas Gudang
            Salah satu yang sangat mempengaruhi berfungsi atau tidaknya suatu gudang adalah kapasitas gudang itu sendiri. Dalam menentukan kapasitas gudang, maka keadaan yang harus dipertimbangkan adalan keadaan maksimum. Gudang mencapai keadaan maksimum pada saat sediaan pengemas belum dipakai, terjadi keterlambatan pemakaian bahan, sedangkan pesanan datang lebih cepat (Lachman, 2008).
            Untuk menghitung besarnya kapasitas gudang yang harus dipenuhi, maka diperlukan data tentang (Lachman, 2008):
1.      Jumlah pesanan (order quantity) dalam suatu periode tertentu dilakukan.
2.      Besarnya persediaan pengemas yang ditentukan.
3.      Variasi lead time.
4.      Fluktuasi pemakaian.

2.1.3    Gudang Barang Jadi
            Gudang produk jadi berhubungan dengan penyimpanan yang rapih dan pengeluaran produk jadi. Gudang ini bertanggung jawab atas (Apple, 1990):
1.      Penerimaan produk jadi dari produksi.
2.      Menyimpan barang dengan aman dan rapih.
3.      Pengambilan pesanan untuk pengiriman.
4.      Menyimpan catatan yang tepat.

Tujuan umum dari metode penyimpanan barang adalah (Apple, 1990):
1.      Penggunaan volume bangunan yang maksimum.
2.      Penggunaan waktu, buruh, dan perlengkapan yang sangkil.
3.      Kemudahan pencapaian bahan.
4.      Pengangkutan barang yang cepat dan mudah.
5.      Identifikasi barang yang baik.
6.      Pemeliharaan barang yang maksimum.
7.      Penampilan yang rapih dan tersusun.

2.2       Aktivitas Gudang
            Aktivitas yang mendominasi di gudang lebih banyak pada kegiatan mencari, mengambil, menyiapkan, sampai menyerahkan barang yang diminta (order picking), maka layout gudang perlu dibuat untuk memotret kelancaran seluruh kegiatan tersebut. Pada dasarnya desain layout gudang merupakan pengaturan tata letak yang mengikuti system operasi gudang (order-picking-system) yang telah ditetapkan. Mula-mula diperlukan penetapan dimana posisi setiap kegiatan (penerimaan, pengambilan, penyimpanan, pemeriksaan, dan pengiriman) serta diperhatikan pula keterkaitan antar pihak-pihak tersebut (Apple, 1990).
            Aktivitas dasar pada gudang yaitu sebagai berikut (Apple, 1990):
1.      Receiving (Unloading), yaitu penerimaan barang yang datang sesuai dengan aturan perusahaan atu gudang, manajemen bahwa kualitas dan kuantitas material sesuai dengan pesanan, penempatan material digudang atau ke bagian atau departemen lain yang memerlukan.
2.      Putaway, yaitu aktivitas penempatan material atau produk yang telah dibeli digudanf. Termasuk aktivitas material handling verifikasi lokasi material produk dan penempatan material atau produk tersebut.
3.      Storage, yaitu penyimpanan material sementara sambil menunggu material tersebut digunakan untuk proses selanjutnya atau dikirim kepada bagian yang memerlukan atau pelanggan. Metode penyimpanan dan penanganan produk atau material tergantung pada ukuran, kualitas, dan karakteristik produk atau material tersebut.
4.      Order picking, yaitu proses pemindahan dan gudang untuk memenuhi permintaan tertentu. Proses ini merupakan wujud pelayanan gudang kepada para pemakai dan konsumennya.
5.      Shipping (Loading), yaitu proses pemeriksaan kesempurnaan pesanan.
6.      Finish good ke keandaraan dan siap untuk dikirim ke konsumen.
Aktivitas tambahan atau prepackaging yaitu dilakukan apabila barang yag diterima dalam satuan bulk besar hendak disimpan dengan kemasan yang lebih kecil agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan dan konsumen (Apple, 1990).

2.3       Tujuan Gudang
            Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, peralatan, dan personil. Pelanggan membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh barang yang diinginkan secara tepat dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam perencanaan gudang dan system pergudangan diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut (Purnomo, 2004):
1.      Memaksimalkan penggunaan ruang.
2.      Memaksimalkan menggunakan peralatan.
3.      Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja.
4.      Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan penerimaan barang.

2.4       Manajemen Pergudangan
            Manajemen pergudangan memiliki cakupan antara lain (Priambodo, 2007):
1.      Mengatur orang petugas (SDM).
2.      Mengatur penerimaan barang.
3.      Mengatur penataan dan penyimpanan barang.
4.      Mengatur pelayanan akan permintaan barang.
Adapun sasaran pengelolaan gudang atau manajemen pergudangan adalah (Priyambodo, 2007):
1.      Fasilitas, penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas atau perlengkapan atau peralatan yang dibutuhkan dalam gudang. Memungkinkan pemeliharan yang baik dan mudah semua fasilitas gudang. Fleksibilitas terhadap perubahan.
2.      Tenaga kerja, penggunaan tenaga kerja seefektif mungkin. Mengurangi resiko kecelakaan. Memungkinkan pengawan yang baik.
3.      Barang, menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi kualitasnya. Menghindari terjadinya kehilangan barang. Mengatut letak agar hemat tempat atau ruangan. Pengaturan aliran keluar-masuknya barang.



DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemidahan Bahan. Bandung : ITB
Lachman, L., dkk. 2008. Teori dan Praktek Industri Farmasi Edisi 3. Jakarta : UI
Lambert, Doughlas M. 2001. Strategic Logistic Management Fourth ed. Singapore : McGraw-Hill Higher Education
Priyambodo, B. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta : Global Pustaka
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu