MANAJEMEN PERGUDANGAN
2.1. Gudang
2.1.1 Pengertian
Gudang
Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap,
yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang
paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang,
yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan.
Kurang seimbangnya antara proses permintaan dan penawaran mendorong munculnya
persediaan (inventory), persediaan
membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai
gudang (Lambert, 2001).
Definisi gudang menurut Lambert
(2001) adalah sebagai dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan
produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, finished
goods) pada dan antara titik sumber (point-of-origin)
dan titik konsumsi (point-of-cumsumption),
dan menyediakan informasi kepada manajemen mengenai status, kondisi, dan
disposisi dari item-item yang disimpan (Lambert, 2001).
Apple (1990) menjelaskan tentang
masalah penyimpanan menembus keseluruh perusahaan, sejak penerimaan, melewati
produksi samapi pengiriman. Aktivitas perancangan, persoalan penyimpnan
menyeluruh dapat dipecah kedalam katgori-kategori berikut (Apple, 1990):
1.
Penerimaan (receiving), selama proses penerimaan dan
sebelum penyaluran.
2.
Persediaan (inventory), penyimpnan bahan baku dan
barang yang dibeli jadi sampai diperlukan produksi.
3.
Perlengkapan
yaitu barang bukan produktif yang digunakan untuk mendukung fungsi produktif.
4.
Ditengah proses
yaitu barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi selanjutnya.
5.
Komponen jadi
yaitu yang sedang menunggu perakitan (dapat juga disimpan pada daerah ditengah
proses atau daerah perakitan).
6.
Sisa yaitu
bahan, bagian, produk dsb, yang akan diproses kembali menjadi bentuk yang
berguna lagi.
7.
Buangan yaitu
penumpukan, pemilihan, dan penyaluran barang yang tidak berguna lagi.
8.
Macam-macam
yaitu peraltan, perlengkapan dsb, yang tidak berguna untuk digunakan kembali
pada masa yang akan datang.
9.
Produk jadi
yaitu barang yang siap di produksi atau disimpan pada jangka waktu yang cukup
lama.
2.1.2 Kapasitas
Gudang
Salah satu yang sangat mempengaruhi berfungsi atau
tidaknya suatu gudang adalah kapasitas gudang itu sendiri. Dalam menentukan
kapasitas gudang, maka keadaan yang harus dipertimbangkan adalan keadaan
maksimum. Gudang mencapai keadaan maksimum pada saat sediaan pengemas belum
dipakai, terjadi keterlambatan pemakaian bahan, sedangkan pesanan datang lebih
cepat (Lachman, 2008).
Untuk menghitung besarnya kapasitas
gudang yang harus dipenuhi, maka diperlukan data tentang (Lachman, 2008):
1.
Jumlah pesanan (order quantity) dalam suatu periode
tertentu dilakukan.
2.
Besarnya
persediaan pengemas yang ditentukan.
3.
Variasi lead time.
4.
Fluktuasi
pemakaian.
2.1.3 Gudang
Barang Jadi
Gudang produk jadi berhubungan
dengan penyimpanan yang rapih dan pengeluaran produk jadi. Gudang ini
bertanggung jawab atas (Apple, 1990):
1.
Penerimaan
produk jadi dari produksi.
2.
Menyimpan barang
dengan aman dan rapih.
3.
Pengambilan
pesanan untuk pengiriman.
4.
Menyimpan
catatan yang tepat.
Tujuan umum dari
metode penyimpanan barang adalah (Apple, 1990):
1.
Penggunaan
volume bangunan yang maksimum.
2.
Penggunaan
waktu, buruh, dan perlengkapan yang sangkil.
3.
Kemudahan
pencapaian bahan.
4.
Pengangkutan
barang yang cepat dan mudah.
5.
Identifikasi
barang yang baik.
6.
Pemeliharaan
barang yang maksimum.
7.
Penampilan yang
rapih dan tersusun.
2.2 Aktivitas
Gudang
Aktivitas yang mendominasi di gudang
lebih banyak pada kegiatan mencari, mengambil, menyiapkan, sampai menyerahkan
barang yang diminta (order picking),
maka layout gudang perlu dibuat untuk
memotret kelancaran seluruh kegiatan tersebut. Pada dasarnya desain layout gudang merupakan pengaturan tata
letak yang mengikuti system operasi
gudang (order-picking-system) yang
telah ditetapkan. Mula-mula diperlukan penetapan dimana posisi setiap kegiatan
(penerimaan, pengambilan, penyimpanan, pemeriksaan, dan pengiriman) serta
diperhatikan pula keterkaitan antar pihak-pihak tersebut (Apple, 1990).
Aktivitas dasar pada gudang yaitu
sebagai berikut (Apple, 1990):
1.
Receiving
(Unloading), yaitu penerimaan barang
yang datang sesuai dengan aturan perusahaan atu gudang, manajemen bahwa
kualitas dan kuantitas material sesuai dengan pesanan, penempatan material
digudang atau ke bagian atau departemen lain yang memerlukan.
2.
Putaway,
yaitu aktivitas penempatan material atau produk yang telah dibeli digudanf.
Termasuk aktivitas material handling verifikasi lokasi material produk dan
penempatan material atau produk tersebut.
3.
Storage,
yaitu penyimpanan material sementara sambil menunggu material tersebut
digunakan untuk proses selanjutnya atau dikirim kepada bagian yang memerlukan
atau pelanggan. Metode penyimpanan dan penanganan produk atau material
tergantung pada ukuran, kualitas, dan karakteristik produk atau material tersebut.
4.
Order picking,
yaitu proses pemindahan dan gudang untuk memenuhi permintaan tertentu. Proses
ini merupakan wujud pelayanan gudang kepada para pemakai dan konsumennya.
5.
Shipping
(Loading), yaitu proses pemeriksaan
kesempurnaan pesanan.
6.
Finish good
ke keandaraan dan siap untuk dikirim ke konsumen.
Aktivitas
tambahan atau prepackaging yaitu dilakukan apabila barang yag diterima dalam
satuan bulk besar hendak disimpan dengan kemasan yang lebih kecil agar sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan dan konsumen (Apple, 1990).
2.3 Tujuan
Gudang
Tujuan dari adanya tempat
penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan
penggunaan sumber-sumber yang ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap
pelanggan dengan sumber yang terbatas. Sumber daya gudang dan pergudangan
adalah ruangan, peralatan, dan personil. Pelanggan membutuhkan gudang dan
fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh barang yang diinginkan secara tepat
dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam perencanaan gudang dan system
pergudangan diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut (Purnomo, 2004):
1.
Memaksimalkan
penggunaan ruang.
2.
Memaksimalkan
menggunakan peralatan.
3.
Memaksimalkan
penggunaan tenaga kerja.
4.
Memaksimalkan
kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan penerimaan barang.
2.4 Manajemen
Pergudangan
Manajemen pergudangan memiliki
cakupan antara lain (Priambodo, 2007):
1.
Mengatur orang
petugas (SDM).
2.
Mengatur
penerimaan barang.
3.
Mengatur
penataan dan penyimpanan barang.
4.
Mengatur pelayanan
akan permintaan barang.
Adapun sasaran pengelolaan gudang atau manajemen
pergudangan adalah (Priyambodo, 2007):
1.
Fasilitas,
penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas atau perlengkapan atau
peralatan yang dibutuhkan dalam gudang. Memungkinkan pemeliharan yang baik dan
mudah semua fasilitas gudang. Fleksibilitas terhadap perubahan.
2.
Tenaga kerja,
penggunaan tenaga kerja seefektif mungkin. Mengurangi resiko kecelakaan.
Memungkinkan pengawan yang baik.
3.
Barang,
menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi kualitasnya. Menghindari
terjadinya kehilangan barang. Mengatut letak agar hemat tempat atau ruangan.
Pengaturan aliran keluar-masuknya barang.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M.
1990. Tata Letak Pabrik dan Pemidahan Bahan. Bandung : ITB
Lachman, L.,
dkk. 2008. Teori dan Praktek Industri Farmasi Edisi 3. Jakarta : UI
Lambert, Doughlas M.
2001. Strategic Logistic Management
Fourth ed. Singapore : McGraw-Hill Higher Education
Priyambodo, B. 2007.
Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta : Global Pustaka
Purnomo, Hari. 2004.
Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu